Pria Jepang Memasak Alat Kelaminnya Sendiri Untuk Acara Pesta
Pria Jepang Memasak Alat Kelaminnya Sendiri Untuk Acara Pesta - Mao Sugiyama tidak asing di dengar pada kasusnya yang viral pada masanya. nama yang mungkin tidak dikenal oleh banyak orang, tetapi keputusan kontroversial yang diambilnya telah membuatnya menjadi topik perbincangan di seluruh dunia. Lahir pada 1990 di Tokyo, Jepang, Sugiyama dikenal karena keputusannya untuk menjual dan memasak bagian tubuhnya sendiri. Kisahnya adalah cerminan dari kompleksitas manusia dan pandangan yang beragam terhadap seni, moralitas, dan batasan manusia.
Pada usia 22 tahun, Sugiyama mengambil keputusan yang tak terduga. Dia mengumumkan niatnya untuk menjual dan memasak alat kelaminnya sendiri sebagai bagian dari sebuah pameran seni yang diadakan di Tokyo pada tahun 2012. Keputusan ini, yang berbuntut panjang dan kontroversi menjadi perbincangan hangat di Jepang pada tahun 2012, menciptakan debat yang melibatkan seniman, aktivis, ahli hukum, dan masyarakat umum.
Namun pihak Kepolisian Tokyo atau di sebut (MPD) tidak mengambil langkah atas informasi hangat ini, dan tidak menjeratkan pidana pada tindakan Mao yang menghidangkan alat kelaminnya sendiri sebagai hidangan. Mungin pada pasalanya di Jepang tidak ada namanya hukum untuk melarang kanibalisme. Jadi untuk kasus Mao Sugiyama ini bisa di bilang sah-sah saja.
Kepala kepolisian setempat mengatakan bila kasus ini bisa saja di jerat pidana karena secara terang-terangan menampilkan potongan kelamin kepada 71 tamu yang hadir dalam sebuah pesta di klub malam pada 13 mei 2012. Pada jam 7 malam sampai 10 malam karena perilaku asusila dan tidak senonoh.
Namun Mao Sugiyama sudah mengatakan bahwa semua pesta yang di rencanakan ini sudah di atur sedemikian rupa agar tidak melanggar hukum yang berlaku. termasuk larangan penjualan orang tubuh, jadi dalam pesta tersebut sebenarnya sah-sah saja bila di lakukan sesuai hukum,
Dalam pestanya Sugiyama menyatakan penisnya dan testikel miliknya dipotong dalam operasi yang dilakukan seorang dokter pada bulan Maret. Potogannya itu kemudian dibekukan selama 2 bulan sebelum akhirnya di masak dan dihidangkan untuk para tamu di dalam pesta di wilayah Suginami.
Mao Sugiyama menambhakan rasa atau resep hidangan untuk para tamu yang berani membayar 20 ribu yen atau sekitar Rp 2,4 juta per porsinya.
0 Komentar